Tampilkan postingan dengan label duniaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label duniaku. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Februari 2011

Sebuah Testimonial

Nana, awal dikenal sebagai Ratna. Di akhir-akhir semester perkuliahan D3 Aku memanggilnya Nana. Alasannya, karena di semua buku dan bindernya (waktu itu binder banyak digunakan untuk catatan kuliah) dia tulis namanya Ratna NA. Dari “ratnana” itulah Aku panggil dia Nana. Kemudian beberapa teman mulai memanggilnya dengan Nana juga. Entah karena alasan yang sama atau ada alasan lain yang Aku tidak pernah tahu.

Ratna, CC’05 kedua yang Aku kenal setelah Rivoa. Kesan pertama yang Aku lihat dari seorang Ratna adalah sombong! Ahh, senyum lebarku ketika pertama kali berkenalan di halaman kos kami, dia balas sekedarnya. Ya, kami memang telah sekosan sejak awal, sejak 5 tahun yang lalu. Sebenarnya ga benar-benar sekosan, berbeda rumah. Hanya saja gerbang masuknya yang sama. Karena induk semangnya dan induk semangku masih sesaudara. 

Cuek! Kesan kedua yang Aku lihat dari Ratna. Aku masih sangat ingat bagaimana menyebalkannya waktu hari itu Aku ke kamarnya untuk menanyakan tentang kuliah. Dia dengan acuh tak acuh hanya menjawab “mbuh lah, Aku tak adus sek” (ga tau deh, Aku mau mandi dulu). “Hellow, kita baru kenal. Sopan dikit napa kalo ngomong”, kira-kira begitu isi hatiku saat itu.

Beberapa bulan, beberapa tahun sekos denganku ternyata dia banyak membantuku. Terutama dalam hal uang :-P Aku sering memijam uang Rp. 20.000 atau Rp. 50.000. Sering sekali. Karena waktu itu uang kiriman dari orang tuaku sering terlambat. Beberapa bulan terakhir ini Aku pernah dengar dia berpendapat “kata Ibuku ga boleh sering ngutang. Bisa jadi kebiasaan”. Aku jadi flash back ke masa-masa Aku sering meminjam uang padanya. Dalam hati Aku berpikir “dulu waktu Aku sering pinjam uangmu, apa ya yang ada dipikiranmu tentang Aku?”.

Semakin lama mengenal Nana, ada beberapa perubahan pandanganku tentang dia. Aku merasa banyak kemiripan antara sifatku dan sifat Nana (eh, aku keGRan ya? Maaf Na kalau kamu ga merasa gitu. Tapi serius deh, Aku merasa mirip lho sama kamu :) ). Bahkan pernah Aku dan Nana dijuluki sebagai dua orang yang tanpa ekspresi. Kata mereka, wajah kami tidak pernah benar-benar mengekspresikan apa yang kami rasakan.

Ada beberapa kemiripan kami lainnya. Nana orangnya tenang. Ketika dalam masalah, mungkin jika orang lain yang berada di posisinya akan sangat panik. Tapi Nana selalu tenang dan berkata “ya udah lho, mau gimana lagi. Udah terjadi”. Pernah sih beberapa kali Aku melihat dia panik. Tapi itu sangat jarang, dan tidak pernah berlangsung lama. Selain itu Aku merasa tidak perlu mengatakan detil apa yang ingin Aku sampaikan, Nana sudah mengerti maksudku. Cukup dengan mengatakan, “ngerti maksudku?” di akhir penjelasan singkatku :)
Bisa dibilang kami nyambung banget kalau sedang ngobrol.

Untuk selanjutnya, Aku buang semua kesan sombong untuk Nana. Aha, satu lagi... Aku menjulukinya Ms. Lucky. Aku merasa dia orang yang selalu beruntung. Jika dia bilang “ah, Aku belum banyak belajar buat ujian nanti”. Tapi ternyata dia selalu mendapat hasil yang baik. Karena menurut dia, sedikit hal yang dia pelajari itulah yang ternyata jadi soal ujian. Dan banyak lagi keberuntungan-keberuntungan lainnya, tidak hanya tentang ujian. Setelah Aku telaah, mungkin semua itu tidak lepas dari sikapnya yang tenang. Sehingga masalah apapun yang dia hadapi, dia selalu bisa berpikir jernih. 

Itu sepenggal testimonialku untuk seorang Nana. Mungkin tidak semuanya benar dan sesuai dengan sifat Nana yang sebenarnya. Tapi setidaknya, itulah Nana di mataku :)
READ MORE - Sebuah Testimonial

Kamis, 13 Januari 2011

Living on Full live on the Outside, Starts on the Inside



Iklan susu yang selalu saya tunggu-tunggu, karena di situ ada puisi yang dibawain dengan cara yang keren banget. Dan ternyata susu itu yang saya minum sejak kecil sampai usia 2 tahun (gak nyambung! tapi nyambung kok, dikit... :p). Sampai bela-belain pasang kuping tiap iklan itu muncul, demi memahami sebenernya apa sih isi puisi itu . Dan ternyata puisinya emang inspiring banget. Ini nih hasil pendengaran saya tiap iklan itu muncul:
I want to live my life to the absolute fullest
To open my eyes to be all I can be
To travel roads not taken, to meet faces unknown
To feel the wind, to touch the stars
I promise to discover myself
To stand tall with greatness
To chase down and catch every dream
Live is an adventure 
READ MORE - Living on Full live on the Outside, Starts on the Inside

Jumat, 07 Januari 2011

Jobless


Udah dua bulan saya nganggur. Atau kalau mau dihitung dari lepasnya berbagai tanggung jawab TA dan perkuliahan lainnya, saya udah 5 bulan nganggur. Ngerasa bosan sih ngga, karena ada banyak yang bisa saya kerjakan. Mulai dari nulis, baca, bantuin ngetik-ngetik draft TA teman. Yang pasti saya ngga pernah kehabisan kegiatan, atau kata anak gaul: "magay".

Jangan tanya udah berapa lowongan yang saya coba. Udah ratusan kali ya. Mulai dari lowongan di internet yang apply lewat email, apply lewat website, apply lewat pos, sampe lewat SAC (advisory center-nya ITS). Mulai dari perusahaan yang terkenal, sampe perusahaan yang saya ngga pernah dengar namanya. Agak keki juga kalau ada teman yang bilang "jangan pilih-pilih kalau ngelamar". OK thanks a lot buat sarannya. Dan fyi, sudah saya lakukan berkali-kali. Dan paling keki lagi kalau dapat tuduhan "Aku lihat Shanti nih kok nyantai banget ya. Padahal teman-teman lain udah pada kerja". Hellow... memangnya saya harus lapor kalo tiap masukin lamaran kerja?? Dan memangnya saya harus berbuat apa kalau mereka masih menolak saya.

Pertanyaan lain yang bikin nyesek, "awakmu kok mulah mulih ae, gak nggolek gawean tah? | kamu kok pulang mulu? Ngga cari kerjaan?". Ahh, andai kalian tahu, saya pulang buat menghemat biaya makan. Dan kalau saya di Surabaya (atau Jakarta), bukankah ortu Kakak harus mengeluarkan uang bulanan buat saya.

Gara-gara ini saya sempat merasa useless. Bukan apa-apa, rasanya pengen banget bantuin orang tua. Ortu sih tidak pernah mengeluh tentang ini, bahkan tidak pernah putus mendoakan dan memberi semangat. Tapi tetap saja saya merasa bersalah. Hhh, lagi-lagi merasa useless!

Hey, jangan kalian pikir tulisan ini bentuk keputusasaan saya. Saya masih memegang teguh kepercayaan “rejeki tiap orang udah diatur sama Allah”, “dunia ini akan terus berputar, jika sekarang kita di bawah suatu saat kita di atas”, “belum tentu pekerjaan yang tidak baik menurut kita, juga tidak baik munurut Allah (itu berarti saya tidak boleh pilih-pilih kerjaan)”, dan nasehat-nasehat lain yang saat ini saya lupa, tapi jika tiba-tiba saya teringat, akan mengembalikan semangat saya. Hanya saja terkadang merasa gerah dengan komentar di sekeliling saya. Ya.. ya.. saya tahu kok, tidak perlu didengar ucapan orang yang mematahkan semangat saya.

Saya akan tetap dan terus berusaha dan berdoa sampai Dia memilihkan yang terbaik buat saya.

Jika di tiap tengadahnya tanganku belum jua Kau anugerahkan rizkiMu, jadikanlah penantian ini berakhir tangis bahagia.
READ MORE - Jobless

Rabu, 29 Desember 2010

Buku Pertamaku

Berawal dari socmed Twitter, saya follow beberapa penulis yang bukunya menjadi favorit saya. Seperti Dewi "Dedew" Rieka, Adenita, Asma Nadia, HTR, dll. Dari salah satu penulis itu (saya lupa siapa), saya kemudian kenal dengan apa yang dinamakan self publishing. Konsep dimana jika kita yang ingin tulisan kita dibukukan, kita harus berperan sebagai penulis, dan juga sebagai penerbit. Konsep ini bisa didapat di nulisbuku. Kita hanya perlu upload naskah sesuai template yang telah disediakan, kemudian kita promosikan buku kita sendiri. Melalui berbagai socmed, atau apa saja. Jika ada pemesanan, maka nulisbuku akan mencetak  buku kita. Jadi buku dicetak setelah ada pembeli. Humm, satu cara baru buat paperless.

Waktu saya follow @nulisbuku, saya dapat info bahwa sedang ada proyek #BeStrongIndonesia. Proyek antologi, dimana siapa saja boleh mengirimkan karyanya yang bertema "Be Strong Indonesia". Buku Be Strong Indonesia ini akan diterbitkan oleh nnulisbukudotcom. Saya juga pengen ikut, karena royalti dari penjualan buku itu, akan disumbangkan buat korban bencana (waktu itu Merapi dan Mentawai). Tapi sepertinya saya masih ragu, ngga PD lah, apa lah. Jadi saya batal ikut proyek #BeStrongIndonesia.

Ketika saya menulis ini, saya baru saja mengirimkan naskah untuk proyek antologi #Pelangi. Konsepnya sama persis dengan #BeStrongIndonesia. Hanya saja, untuk #Pelangi royalti akan disumbangkan ke panti asuhan.

Antologi, yah tak apa lah saya mulai buku pertama saya dengan antologi. Bukan ide yang buruk. Karya saya memang hanya 6 halaman saja. Tapi saya ingin antologi #Pelangi jadi awal buat saya mempublikasikan tulisan saya yang lainnya. Someday.

Semoga Allah dengar pintaku.


Asembagus, 29-12-2010 5:25
READ MORE - Buku Pertamaku

Minggu, 19 Desember 2010

Analogi Nyamuk

Dear Nyamuk,
boleh lah kau ada di tempat manapun di penjuru dunia ini. Tapi tolong jangan lah kau masuk diam-diam ke kamarku, sementara aku merasa sudah tak ada celah lagi untukmu.
Dear Nyamuk,
boleh lah kau menyelinap ke kamarku lewat celah yang aku sendiri tak pernah tahu. Tapi tolong jangan lah berkelebat disekelilingku.
Dear Nyamuk,
boleh lah kau modar-mandir di seputarku. Tapi tolong jangan lah ambil darahku barang setetes.
Dear Nyamuk,
boleh lah kau gigit tangan, kaki, atau apapun yang kau suka. Tapi tolong jangan lah kamu berdenging di telingaku seolah kau ingin ku temani begadang.
Dear Nyamuk,
Aku rasa sudah terlalu luas otoritas yang kuberikan di kamarku. Tapi kau tak pernah mengerti. Sudahlah lupakan kamarku. Bolehlah kau jelejahi dunia. Tapi tidak dengan kamarku.

READ MORE - Analogi Nyamuk

Jumat, 17 Desember 2010

Flat

Sedang merasa damai. Tak ada rasa menghentak-hentak. Tak ada bahagia berlebih. Tak ada cemburu meletup.
Tenang... Mengatur langkah masa depan. Mengayuh di temani riak. Namun aku tahu di depan bahagia menanti.
READ MORE - Flat

Rabu, 01 Desember 2010

Keep Writing, Be Creative, Be Productive

Jika kamu merasa ada sebuah ide yang rasanya perlu dituliskan, sebaiknya segera dituliskan. Entah itu hanya ringkasannya di kertas kecil, atau benar-benar menuliskan detilnya pada blog. Karena beberapa detik setelah ide itu melintas, perlahan dia akan menghilang. Mungkin tak akan sepenuhnya hilang, mungkin kamu akan tetap mengingat topiknya. Tapi tidak dengan poin-poinnya.

Seperti yang aku alami saat ini. Duduk di depan laptop, membuka blog dan telah terbuka halaman new post. Tapi ternyata aku bingung harus menuliskan apa. Aku pikir 1-2 hari yang lalu aku punya banyak ide untuk menulis. Tapi waktu itu aku sedang di depan televisi, dan sedang malas mengambil laptop (ataupun kertas) di kamar. Yap! Dan akhirnya lahirlah sebuah tulisan ini di siang bolong.

Ide adalah Rahmat-Nya, Rahmat-Nya Harus Kita Syukuri, dan Tidak Membiarkan Sebuah Ide Pergi Begitu Saja adalah Salah Satu Bentuk Syukur Kita kepada-Nya.
READ MORE - Keep Writing, Be Creative, Be Productive

Jumat, 19 November 2010

Love Reading

Entah sejak kapan saya mulai menyukai membaca. Terutama novel. Saya pikir membaca novel bukanlah sesuatu yang buang-buang waktu. Karena novel bukan hanya tentang cinta-cintaan, ataupun roman picisan. Kalaupun tentang cinta, jangan pilih novel yang 'norak'. Ada banyak pilihan novel cinta Islami.

Banyak hal yang bisa dipelajari, terutama dari karakter dan cara pandang masing-masing tokoh di novel itu. Biasanya sih selalu ditonjolkan sifat-sifat baiknya. Tapi justru dari situ saya belajar untuk menjadi 'tokoh yang baik' dalam 'novel kehidupan'. Terus berusaha jadi tokoh yang tanpa cela, walau itu tidak mungkin, karena manusia pasti punya kekurangan.

Beberapa novel yang banyak menginspirasi saya adalah 5cm, Mana Bidadari Untukku, dan Negeri Van Oranje (tentang persahabatan dan cinta), Tetralogi Laskar Pelangi, 9Matahari, Cinta-Mu Seluas Samudra, Left to Tell, dan Negeri 5 Menara (tentang perjuangan hidup), I Can (not) Hear dan Asa Malaikat Mungilku (tentang perjuangan penderita penyakit ganas).

Belakangan saya tidak hanya hobi menelusuri rentetan huruf dalam novel. Tapi juga berbagai buku motivasi dan psikologi Islami saya lahap. Karena dari buku-buku seperti itu saya menemukan cara yang lebih ampuh untuk menegur tiap karakter antagonis yang kerap melekat di diri saya. Beberapa buku itu antara lain berbagai Catatan Hati... (oleh A. Nadia), berbagai Laa Tahzan for... (oleh A. Nadia), dan 1 Tiket ke Surga 1&2 (oleh Zabrina).
READ MORE - Love Reading

Minggu, 17 Oktober 2010

Takkan Berpaling dari-Mu

Kala malam bersihkan wajahnya dari bintang-bintang
Dan mulai turun setetes air langit dari tubuhnya
Tanpa sadar nikmatnya alam karena kuasa-Mu
Yang tak kan habis sampai di akhir waktu perjalanan ini

Trima kasih ku padamu Tuhanku
Tak mungkin dapat terlukis oleh kata-kata
Hanya Dirimu yang tahu besar rasa cintaku pada-Mu
Oh Tuhan anugerah Mu tak pernah berhenti
Selalu datang kepadaku Tuhan semesta alam
Dan satu janjiku tak kan berpaling dari-Mu
READ MORE - Takkan Berpaling dari-Mu

Jumat, 15 Oktober 2010

MyDearestPal's Wedding (Part 1-Indri) 10-10-10

Sepenggal kisah tentang pernikahan salah seorang sahabat lamaku. Kami berlima -Indri, Rusta, Lola, Mitha, dan Shanti- pernah bertanya-tanya ketika kami SMA, "kira-kira siapa ya diantara kita yang nikah lebih dulu?". Dan di terjawablah sudah pertanyaan itu, tepat pada 10-10-2010. Yuli Indriyani yang (kebetulan) tertua diantara kami mengakhiri masa lajangnya. Menikah dengan salah satu sahabatku, yang juga teman SMA kami, Dimas Abdillah. Ahh, turut berbahagia rasanya melihat senyum bahagia mereka, kedua sahabatku. Barakallah...
READ MORE - MyDearestPal's Wedding (Part 1-Indri) 10-10-10

Rabu, 15 September 2010

Menikmati Masa

(originally wrote @ 8th of June)
Tertawa lepas dengan mereka yang ku sayang, seraya bergumam sedih dalam hati, nikmatilah masa-masa ini yang akan kita rindukan kelak. Tersenyum tipis melihat kekonyolan kalian, seraya bergumam dalam hati, kekonyolan ini yang akan membuatku merindukan kalian. Menatap jauh menerawang, menayadari bahwa detik ini tak akan kembali, seraya tetap bergumam dalam hati, detik ini yang akan kurindukan di masa depan. Berbicara dari hati ke hati, bertukar pikiran, seraya menggumamkan hal senada, aku akan merindukan nasihat-nasihatmu jika aku menangis kelak.

Sampai masa ini pun akupun tetap suka menikmati masa. Bersiap pulang untuk beristirahat, namun kalian membuatku menoleh sejenak. Menerawang dari lantai tertinggi gedung ini. Menatap gemerlap lampu-lampu kuning. Terdengar salah satu dari kalian bergumam sedih, “jika kalian tak lagi di sini, bagaimana denganku? Siapa yang akan menemaniku?”. Ahh… kawan, ternyata kalian juga suka menikmati masa.


Sekarang aku masih di lantai tertinggi gedung ini. Tak sedang bersama kalian. Walaupun kalian belum benar-benar pergi dari hari-hariku, namun aku merasakan masa untuk melepas kalian, semakin terlihat jelas. Melihat kota sesak ini dengan sedikit luka. Kota ini mengajarkanku banyak hal. Mengenalkanku pada kalian. Manusia-manusia unik, manusia-manusia bukan tanpa kekurangan. Tapi justru dari kekurangan kalian, aku belajar. 

Masih menatap gemerlap malam kota ini. Teringat masa lain, dimana kalian berkata dengan nada sedikit bersorak “lihat itu kawan, itu gedung yang biasa kita lewati, kalian tahu kan? Ternyata kita bisa lihat dari sini”.

Harusnya kalian mengerti, aku selalu menyayangi kalian. Walaupun tak pernah aku ungkapkan berlebihan (seperti yang selalu kalian lakukan--konyol, menyebalkan, tapi ternyata kelak aku juga akan merindukan tingkah bodoh kalian itu). Tak pernah berubah sayang ini, sejak sebelum aku melihat kekurangan kalian, ketika kalian melakukan hal bodoh yang menyakitiku, ketika kalian meminta maaf dan menyesal telah menyakitiku, hingga saat ini saat semuanya kembali mesra seperti dahulu. Aku masih tetap menyayangi kalian.

Aku yang suka menikmati masa, menyadari takkan ada yang sanggup menjadi seperti kalian di hatiku. Aku ingin kalian tetap seperti ini. 

Aku suka menikmati masa

READ MORE - Menikmati Masa

Kamis, 02 September 2010

Tak Pernah Putus

Syukurku pada-Nya atas rasa cinta yang tak pernah putus dari kalian, para sahabat, kawan, kakak, dan juga adik. Terkadang satu dua dari kalian 'berhenti' mencintaiku. Namun tak lama selalu berganti dengan cinta sebagian lain dari kalian.

Sedih memang saat menyadari ada yang 'berhenti' mencintaiku. Namun selalu terobati oleh cinta lain. Walau kenyataanya luka ini tak pernah benar-benar sembuh. Aku ingin selalu membuat kalian, para sahabat, kawan, kakak, dan juga adik untuk selalu mencintaiku. Tapi ternyata tidak bisa untuk memaksakan hati. Dan itu sama sekali tidak perllu aku lakukan -walau ingin.

Begitu seringnya terjatuh, membuatku belajar utnuk tak menggubris rasa sakitnya. Bahkan saat terjatuh dari ketinggian yang tak terhingga, aku mencoba mengabaikan sakitnya.

Sabar dan ikhlas, begitu pesan salah satu dari kalian. Dan juga Istiqomah, kata seorang yang lain.
READ MORE - Tak Pernah Putus

Kamis, 05 Agustus 2010

Netherland


-->
Hangout kemarin bikin perasaanku gak tenang. Padahal seharusnya aku senang-senang. Kulineran, nonton rame-rame. Huffft… Feel guilty, entah sama siapa. Membayangkan hari ini akan di kamar sendirian, gak ada kerjaan, gak ada akses internet. Ditambah lagi “Negeri Van Oranje” sudah tinggal satu bab terakhir. Padahal itu buku yang bisa buat aku tenggelam, bisa buat aku bermimpi untuk menjadi seperti mereka. Pasti akan buat perasaanku lebih tidak tenang lagi.
Akhirnya mulai terpikir untuk ke Gramedia. Menimbang-nimbang kira kira Gramedia mana yang mudah di akses. Naik motor, jelas belum berani. Selain takut karena belum punya SIM, aku juga masih takut nyetir di jalan protokol. Beberapa pilihan ide yang sempat tercetus:
1.       Gramedia Galaxy. Naik motor sepertinya bukan ide buruk. Jalanannya gak terlalu ramai dan gak terlalu jauh dari kos. Humm… Tapi yakin gak ada polisi yang bakal periksa driver licence?
2.       Gramedia TP. Lumayan tuh, sekalian cuci mata di TP. Angkotnya hanya dua kali. Dari kos naik O, terus pindah E. Tapi kok jauh banget ya?
3.       Gramedia Expo. Koleksinya lengkap, waktu itu pernah dapat buku yang gak didapat di Gramedia lain, ternyata ada di Gramedia Expo. Angkotnya masih sama, O terus pindah E. Karena emang Gramedia Expo dekat banget sama TP, itu berarti sama jauhnya dengan TP.
4.       Gramedia Royal. Nah… Yang ini lumayan bisa irit ongkos angkot. Cuma sekali naik P udah langsung nyampe. Tapi jangan salah, walaupun cuma sekali tapi sama jauhnya dengan TP dan Gramedia Expo.
5.       OK tinggal satu pilihan yang aku tahu. Gramedia Delta! Yap, sepertinya ini yang paling pas. Gak sampe 30 menit udah bisa sampe Gramedia. Angkotnya, masih seperti ke TP dan Gramedia Expo, O kemudian E
Pilihan pertama tertuju pada buku di rak “Buku Laris”. Ada buku dari FLP, penerbit kesukaanku karena selalu menampilkan buku-buku islami yang tidak menggurui, tapi mengena. Tapi kok gak ada yang gak disegel ya. Semua masih terbungkus plastik rapi (niatnya memang gak mau beli, tapi numpang baca GRATIS).
Totto Chan, kisah tentang anak kecil yang menjadi duta kemanusiaan anak PBB. Di situ dia menceritakan penderitaan anak-anak di negara miskin. Sudah sempat baca beberapa bab waktu di Gramedia Pejaten, tapi belum tuntas. Ternyata di sini juga masih tersegel rapi. Tidak mengijinkanku untuk memenuhi rasa penasaran, kelanjutan cerita dari si Totto Chan.
Bergeser ke rak “Buku Islam”. La Tahzan for Mother, udah baca. La Tahzan for Broken Hearted Muslimah, udah beli. La Tahzan for Jomblo, ini kan buku udah lama banget. Humm… Walaupun udah lama tapi kan aku belum baca. Oke lah, coba ini dulu.
Di La Tahzan for Jomblo berhasil menemukan kalimat bagus, “Just face what is real and never feel what is unreal. And keep on aiming at the ideal, and be thankful what you have”.
Bosan dengan La Tahzan for Jomblo, pindah ke toko buku lain, Gunung Agung. Ternyata koleksinya tidak selengkap Gramedia walaupun harganya relatif lebih mahal. Tapi hey, tunggu!! FLP Belanda?? Penasaran dengan buku yang mereka karang kali ini. “Catatan Muslimah Belanda”, wah masih tentang Belanda. Seperti novel Negeri Van Oranje yang sebentar lagi khatam aku baca. Setelah aku cari-cari ternyata juga masih tersegel semua. Tapi aku sangat penasaran dengan isinya. Okelah pilihannya hanya satu, buy it Shan!
Jadilah malam ini, di tempat tidur yang sama sekali tidak empuk, aku kembali ‘berpetualang’ ke Belanda. Bandara Schiphol, Utrecht, Amsterdam, Leiden, Rotterdam, Keukenhof, Den Haag, Delft, dan beberapa kota lain yang belum aku “kunjungi” lewat “Negeri Van Oranje”.
Netherland, someday I will be there! Mendadak aku memutar balik haluan cita-citaku dari Perancis. Belanda telah berhasil memukauku.
READ MORE - Netherland

Sabtu, 24 Juli 2010

Aku dan 406

Ini tentang kumpulan-kumpulan orang yang berpengaruh di penghujung perjalananku meraih gelar sarjana

Melewati masa-masa sulit bersama, membuat kami selalu merasa dekat



Berbagi tawa bersama
Dan saling mendukung saat terjatuh
Inilah pria-pria tampan yang luar biasa
Inilah wanita-wanita cantik yang senantiasa tangguh


Dan inilah kami calon-calon penakluk dunia. Yang lahir dari ruangan tertinggi di Kampus Elektro kami, 406...

READ MORE - Aku dan 406