Rabu, 15 September 2010

Menikmati Masa

(originally wrote @ 8th of June)
Tertawa lepas dengan mereka yang ku sayang, seraya bergumam sedih dalam hati, nikmatilah masa-masa ini yang akan kita rindukan kelak. Tersenyum tipis melihat kekonyolan kalian, seraya bergumam dalam hati, kekonyolan ini yang akan membuatku merindukan kalian. Menatap jauh menerawang, menayadari bahwa detik ini tak akan kembali, seraya tetap bergumam dalam hati, detik ini yang akan kurindukan di masa depan. Berbicara dari hati ke hati, bertukar pikiran, seraya menggumamkan hal senada, aku akan merindukan nasihat-nasihatmu jika aku menangis kelak.

Sampai masa ini pun akupun tetap suka menikmati masa. Bersiap pulang untuk beristirahat, namun kalian membuatku menoleh sejenak. Menerawang dari lantai tertinggi gedung ini. Menatap gemerlap lampu-lampu kuning. Terdengar salah satu dari kalian bergumam sedih, “jika kalian tak lagi di sini, bagaimana denganku? Siapa yang akan menemaniku?”. Ahh… kawan, ternyata kalian juga suka menikmati masa.


Sekarang aku masih di lantai tertinggi gedung ini. Tak sedang bersama kalian. Walaupun kalian belum benar-benar pergi dari hari-hariku, namun aku merasakan masa untuk melepas kalian, semakin terlihat jelas. Melihat kota sesak ini dengan sedikit luka. Kota ini mengajarkanku banyak hal. Mengenalkanku pada kalian. Manusia-manusia unik, manusia-manusia bukan tanpa kekurangan. Tapi justru dari kekurangan kalian, aku belajar. 

Masih menatap gemerlap malam kota ini. Teringat masa lain, dimana kalian berkata dengan nada sedikit bersorak “lihat itu kawan, itu gedung yang biasa kita lewati, kalian tahu kan? Ternyata kita bisa lihat dari sini”.

Harusnya kalian mengerti, aku selalu menyayangi kalian. Walaupun tak pernah aku ungkapkan berlebihan (seperti yang selalu kalian lakukan--konyol, menyebalkan, tapi ternyata kelak aku juga akan merindukan tingkah bodoh kalian itu). Tak pernah berubah sayang ini, sejak sebelum aku melihat kekurangan kalian, ketika kalian melakukan hal bodoh yang menyakitiku, ketika kalian meminta maaf dan menyesal telah menyakitiku, hingga saat ini saat semuanya kembali mesra seperti dahulu. Aku masih tetap menyayangi kalian.

Aku yang suka menikmati masa, menyadari takkan ada yang sanggup menjadi seperti kalian di hatiku. Aku ingin kalian tetap seperti ini. 

Aku suka menikmati masa

READ MORE - Menikmati Masa

Minggu, 12 September 2010

Lihat Sekitar Kita

Disekitar kita masih banyak
adik kecil yang tak bisa
nikmati indah
Masa kecilnya hidup
bersimbah peluh di terik
matahari berjuang
Untuk hidup dan mungkin
'tuk cita-citanya
Ooo...tengoklah
mereka...ooo...berikan setitik
cintamu...
Saatnya kita peduli pada nasib
mereka
Sisihkan yang kita punya
untuk bantu mereka
Jangan pernah lupa kita
semua sama
Kar'na manusia semua
ciptaan Yang Maha Kuasa
Semoga Yang Maha Cinta
dengar doa mereka
Turunkan...cinta,karunia dan
anugerah-Nya...
READ MORE - Lihat Sekitar Kita

Sabtu, 04 September 2010

Terlalu Dini

Terlalu pagi aku terjaga
Terjaga karena mimpi yang melenakan
Beringsut perlahan mempersiapkan hariku
Mimpi itu terus terbayang
Sungguh ingin aku raih
Mimpi itu menggangguku sepagian
Sebaiknya aku ke sana, mengejarnya!
Ya... Aku pergi, Aku ke sana menghampiri mimpiku
Ahh, Aku salah...
Mimpi itu memang ada di sana
Tapi sepagi ini terlalu sulit meraihnya
Sepi... Hening di sana
Namun riuh rendah para pemimpi lain yang menghalangi
Sebaiknya Aku pulang
Tak baik berlama-lama di sini
Mengharap mimpi itu jadi milikku
Namun terlalu rentan untuk diraih
Sebaiknya Aku pulang
Menunggu di rumah
Seraya siapkan hariku
Siang nanti aku pasti kembali
Saat para pemimpi lain tak lagi di sana
Saat mentari memeluk bumi dengan hangatnya
Aku akan di sana
Karena aku yakin mimpi itu hanya milikku
Bukan mereka...
READ MORE - Terlalu Dini

Kamis, 02 September 2010

Tak Pernah Putus

Syukurku pada-Nya atas rasa cinta yang tak pernah putus dari kalian, para sahabat, kawan, kakak, dan juga adik. Terkadang satu dua dari kalian 'berhenti' mencintaiku. Namun tak lama selalu berganti dengan cinta sebagian lain dari kalian.

Sedih memang saat menyadari ada yang 'berhenti' mencintaiku. Namun selalu terobati oleh cinta lain. Walau kenyataanya luka ini tak pernah benar-benar sembuh. Aku ingin selalu membuat kalian, para sahabat, kawan, kakak, dan juga adik untuk selalu mencintaiku. Tapi ternyata tidak bisa untuk memaksakan hati. Dan itu sama sekali tidak perllu aku lakukan -walau ingin.

Begitu seringnya terjatuh, membuatku belajar utnuk tak menggubris rasa sakitnya. Bahkan saat terjatuh dari ketinggian yang tak terhingga, aku mencoba mengabaikan sakitnya.

Sabar dan ikhlas, begitu pesan salah satu dari kalian. Dan juga Istiqomah, kata seorang yang lain.
READ MORE - Tak Pernah Putus