(originally wrote @ 8th of June)
Tertawa lepas dengan mereka yang ku sayang, seraya bergumam sedih dalam hati, nikmatilah masa-masa ini yang akan kita rindukan kelak. Tersenyum tipis melihat kekonyolan kalian, seraya bergumam dalam hati, kekonyolan ini yang akan membuatku merindukan kalian. Menatap jauh menerawang, menayadari bahwa detik ini tak akan kembali, seraya tetap bergumam dalam hati, detik ini yang akan kurindukan di masa depan. Berbicara dari hati ke hati, bertukar pikiran, seraya menggumamkan hal senada, aku akan merindukan nasihat-nasihatmu jika aku menangis kelak.
Sampai masa ini pun akupun tetap suka menikmati masa. Bersiap pulang untuk beristirahat, namun kalian membuatku menoleh sejenak. Menerawang dari lantai tertinggi gedung ini. Menatap gemerlap lampu-lampu kuning. Terdengar salah satu dari kalian bergumam sedih, “jika kalian tak lagi di sini, bagaimana denganku? Siapa yang akan menemaniku?”. Ahh… kawan, ternyata kalian juga suka menikmati masa.
Sekarang aku masih di lantai tertinggi gedung ini. Tak sedang bersama kalian. Walaupun kalian belum benar-benar pergi dari hari-hariku, namun aku merasakan masa untuk melepas kalian, semakin terlihat jelas. Melihat kota sesak ini dengan sedikit luka. Kota ini mengajarkanku banyak hal. Mengenalkanku pada kalian. Manusia-manusia unik, manusia-manusia bukan tanpa kekurangan. Tapi justru dari kekurangan kalian, aku belajar.
Masih menatap gemerlap malam kota ini. Teringat masa lain, dimana kalian berkata dengan nada sedikit bersorak “lihat itu kawan, itu gedung yang biasa kita lewati, kalian tahu kan? Ternyata kita bisa lihat dari sini”.
Harusnya kalian mengerti, aku selalu menyayangi kalian. Walaupun tak pernah aku ungkapkan berlebihan (seperti yang selalu kalian lakukan--konyol, menyebalkan, tapi ternyata kelak aku juga akan merindukan tingkah bodoh kalian itu). Tak pernah berubah sayang ini, sejak sebelum aku melihat kekurangan kalian, ketika kalian melakukan hal bodoh yang menyakitiku, ketika kalian meminta maaf dan menyesal telah menyakitiku, hingga saat ini saat semuanya kembali mesra seperti dahulu. Aku masih tetap menyayangi kalian.
Aku yang suka menikmati masa, menyadari takkan ada yang sanggup menjadi seperti kalian di hatiku. Aku ingin kalian tetap seperti ini.
Aku suka menikmati masa
READ MORE - Menikmati Masa
Tertawa lepas dengan mereka yang ku sayang, seraya bergumam sedih dalam hati, nikmatilah masa-masa ini yang akan kita rindukan kelak. Tersenyum tipis melihat kekonyolan kalian, seraya bergumam dalam hati, kekonyolan ini yang akan membuatku merindukan kalian. Menatap jauh menerawang, menayadari bahwa detik ini tak akan kembali, seraya tetap bergumam dalam hati, detik ini yang akan kurindukan di masa depan. Berbicara dari hati ke hati, bertukar pikiran, seraya menggumamkan hal senada, aku akan merindukan nasihat-nasihatmu jika aku menangis kelak.
Sampai masa ini pun akupun tetap suka menikmati masa. Bersiap pulang untuk beristirahat, namun kalian membuatku menoleh sejenak. Menerawang dari lantai tertinggi gedung ini. Menatap gemerlap lampu-lampu kuning. Terdengar salah satu dari kalian bergumam sedih, “jika kalian tak lagi di sini, bagaimana denganku? Siapa yang akan menemaniku?”. Ahh… kawan, ternyata kalian juga suka menikmati masa.
Sekarang aku masih di lantai tertinggi gedung ini. Tak sedang bersama kalian. Walaupun kalian belum benar-benar pergi dari hari-hariku, namun aku merasakan masa untuk melepas kalian, semakin terlihat jelas. Melihat kota sesak ini dengan sedikit luka. Kota ini mengajarkanku banyak hal. Mengenalkanku pada kalian. Manusia-manusia unik, manusia-manusia bukan tanpa kekurangan. Tapi justru dari kekurangan kalian, aku belajar.
Masih menatap gemerlap malam kota ini. Teringat masa lain, dimana kalian berkata dengan nada sedikit bersorak “lihat itu kawan, itu gedung yang biasa kita lewati, kalian tahu kan? Ternyata kita bisa lihat dari sini”.
Harusnya kalian mengerti, aku selalu menyayangi kalian. Walaupun tak pernah aku ungkapkan berlebihan (seperti yang selalu kalian lakukan--konyol, menyebalkan, tapi ternyata kelak aku juga akan merindukan tingkah bodoh kalian itu). Tak pernah berubah sayang ini, sejak sebelum aku melihat kekurangan kalian, ketika kalian melakukan hal bodoh yang menyakitiku, ketika kalian meminta maaf dan menyesal telah menyakitiku, hingga saat ini saat semuanya kembali mesra seperti dahulu. Aku masih tetap menyayangi kalian.
Aku yang suka menikmati masa, menyadari takkan ada yang sanggup menjadi seperti kalian di hatiku. Aku ingin kalian tetap seperti ini.
Aku suka menikmati masa